Thursday, 19 July 2012
Seorang Gadis Itu
Yang lembut fitrah
tercipta, halus kulit, manis tuturnya, lentur hati,
Telus wajahnya,
setelus rasa membisik di jiwa,
Di matanya cahaya,
dalamnya ada air,
Sehangat cinta,
sejernih suka, sedalam duka, ceritera hidupnya,
Seorang gadis itu,
Hatinya penuh manja,
penuh cinta, sayang semuanya, cinta untuk diberi,
Cinta untuk dirasa,
Namun manjanya bukan
untuk semua, bukan lemah, atau kelemahan dunia,
Ia bisa kuat, bisa
jadi tabah, bisa ampuh menyokong,
Pahlawan-pahlawan
dunia,
Begitu unik tercipta,
Lembutnya bukan lemah, tabahnya tak perlu pada
jasad yang gagah,
Seorang gadis itu,
Teman yang setia, buat
Adam dialah Hawa, tetap di sini,
Dari indahnya jannah,
hatta ke medan dunia,
Hingga kembali
mengecap ni'matnya,
Seorang gadis itu,
Bisa seteguh Khadijah,
yang suci hatinya,
Tabah dan tenang
sikapnya, teman ar-Rasul,
Pengubat duka &
laranya,
Bijaksana ia,
menyimpan ílmu, si teman bicara,
Dialah Áishah, penyeri
taman Rasulullah,
Dialah Hafsah,
penyimpan mashaf pertama kalamullah,
Seorang gadis itu,
Bisa setabah Maryam,
meski dicaci meski dikeji, itu hanya cerca manusia,
Namun sucinya Allah
memuji,
Seperti Fatimah
kudusnya, meniti hidup seadanya, puteri Rasulullah, Kesayangan ayahanda,
suaminya si panglima agama,
Di belakangnya dialah
pelita,
Cahaya penerang
segenap rumahnya, ummi tersayang cucunda Baginda,
Bisa dia segagah
Nailah, dengan dua tangan tegar melindung khalifah,
Meski akhirnya
bermandi darah,
Meski akhirnya
khalifah rebah,
Syahid menyahut
panggilan Allah
Seorang gadis itu,
Perlu ada yang
membela, agar ia terdidik jiwa, agar ia terpelihara,
Dengan kenal Rabbnya,
dengan cinta Rasulnya,
Dengan yakin Deennya,
Dengan teguh
áqidahnya, dengan utuh cinta yang terutama,
Allah jua rasulnya,
dalam ketaatan penuh setia,
Pemelihara maruah dirinya,
agama, keluarga dan ummahnya
Seorang gadis itu,
Melenturnya perlu
kasih sayang,
Membentuknya perlu
kebijaksanaan, kesabaran dan kemaafan,
Keyakinan dan
penghargaan, tanpa jemu dan tanpa bosan,
Memimpin tangan,
menunjuk jalan,
Seorang gadis itu,
Yang hidup di alaf
ini, gadis akhir zaman, era hidup perlu berdikari,
Dirinya terancam dek
fitnah, sucinya perlu tabah,
Cintanya tak boleh
berubah, tak bisa terpadam dek helah, dek keliru fikir jiwanya,
Kerna dihambur
ucapkata nista, hanya kerana dunia memperdaya,
Kerna seorang gadis itu,
yang hidup di zaman ini,
Perlu teguh kakinya,
mantap iman mengunci jiwanya, dari lemah dan kalah,
Dalam pertarungan yang
lama,
Dari rebah dan salah,
dalam perjalanan mengenali Tuhannya,
Dalam perjuangan
menggapai cinta,
Ni'mat hakiki seorang
hamba, dari Tuhan yang menciptakan, dari Tuhan yang mengurniakan,
Seorang gadis itu,
Anugerah istimewa
kepada dunia!
Seorang gadis itu,
Tinggallah di dunia,
sebagai ábidah, daíyah danmujahidah, pejuang ummah,
Anak ummi dan ayah,
muslimah yang solehah,
Kelak jadi ibu,
membentuk anak-anak ummah,
Rumahnya taman ilmu, taman
budi dan ma'rifatullah,
Seorang gadis itu,
Moga akan pulang,
dalam cinta dan dalam sayang, redha dalam keredhaan, Tuhan yang menentukan,
Seorang gadis itu
dalam kebahagiaan!
Moga ar-Rahman
melindungi, merahmati dan merestui, perjalanan seorang gadis itu,
Menuju cintanya yang ABADI!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)


































